Derita Jiwa dalam Ilusi
Derita Jiwa dalam Ilusi
Dikirim oleh : Febriyanti Dwi Ningtyas
e-mail : [email protected]
Jangan menjadi selamanya,
Jangan lebih pada lupa dan malu tak semestinya
Untuk apa ku bersaksi
Jika diam dan lisan masih tak berbunyi
(Baca juga : Tatapan Indah Membuat Bahagia)
Untuk apa ku ikuti kata hati
Jika gurau alam masih setia mempeduli
Tumpuan hati ini hilang, inginkan mereka yang tergambang sendirian
Sisa-sisa ruang yang tersimpan lama,
Menjadi mereka yang inginkan terhapus
Menjadi taka da dalam arti kenangan
(Baca juga artikel lain pada : Aku Meminang Rindu)
Kini ku tahu…
Lisan tak perlu bersaksi lantang
Hati tak perlu mengaku kalah
Raga tak perlu mengadu lelah
Jiwa tak perlu bergelut kesah
Terima kasih telah menjadi angan
Walau ku tahu hanya gurauan
Terima kasih telah menjadi kenangan
Walau ku tahu hanya tentang mengapa gerangan
(Baca juga artikel lain pada : Good Bye Pretending Love)
Terima kasih,
Di bawah kertas keras tak bersuara ini,
Aku menemukan engkau, Ilusi
Itulah postingan puisi cinta tentang Derita Jiwa dalam Ilusi yang telah dikirimkan oleh salah seorang sahabat kita yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini dengan harapan semoga kita dapat mengambil hikmah dari postingan puisi tentang cinta diatas. (Baca juga artikel lain pada : Soal UKK PAI Kelas 7 SMP)
Kirimkan tulisan kalian yang lain melalui e-mail ke: [email protected]
3 thoughts to “Derita Jiwa dalam Ilusi”